Sudah beberapa minggu ini di perempatan ringroad jalan Wonosari Jogja ada pengamen yang cukup kreatif, tidak sekadar ngamen. Mereka terdiri dari 4 orang yang berkostum JATHILAN, sebuah kesenian khas Jogja atau biasa disebut Kuda Lumping. Dua orang menabuh gamelan, dan dua orang lagi berjoget. Mereka memulai saat lampu merah baru saja hidup, dan menjelang Hijau, mereka keliling minta sumbangan, dan saya termasuk yang senang memberikan sekedar receh untuk mereka, karena saya mengapresiasi keseriusan dan kesenian mereka dalam mengamen.

Pengamen in Action
Saya yakin kalo yang melihat itu turis asing atau orang dari luar kota, pasti mereka kagum dan lebih terhibur dengan atraksi pengamen Jathilan ini.

yang nabuh gamelan juga berkostum lengkap
Memang mengamenpun seharusnya bertanggung jawab, misal kalau pakai gitar, ya selesaikan satu lagu baru pindah tempat, bukan kesannya malah memaksa minta uang.

menari di perempatan yang panas
Kalau di pasar beringharjo ada pengamen yang mangkal di satu tampat, dan membunyikan perangkat musiknya, yang seneng menghampiri dan menikmati terus memberikan receh, yang gak seneng ya berlalu saja. Inilah ngamen yang baik, tidak memaksakan.
Maka kalau jadi pengamen, jadilah pengamen yang kreatif dan bertanggung jawab, dan jangan memaksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar